بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Khutbah Pertama:
اِنَّ الْحَمْد ﷲِ نَحْمَدُهُ وًنَسْتَعِنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُباﷲِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَلِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اﷲُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اﷲُ وَحدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اﷲ حَقَّ تُقَاتِه
وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ال عمران : ١۰٢)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواﷲَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ
إِنَّ اﷲَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء : ١)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُواﷲَ وَقُولُوا
قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اﷲَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ( الاحزاب : ٧۰ – ٧١)
أَمَّا بَعْدُ :
Saudaraku
Kaum Muslimin, Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu
wa ta’ala
Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala
nikmatNya. Kita bersyukur telah melewati sebagian besar dari bulan yang mulia,
yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang memiliki begitu banyak keutamaan dan
disyariatkan di dalamnya berbagai macam ibadah yang mulia. Semoga Allah
menerima segala amal kebaikan kita di dalamnya, baik berupa puasa, qiyamul
lail, qiraatil qur’an, shadaqah dan amalan yang lainnya. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada panutan kita, Nabi Muhammad, shalallahu ‘alaihi
wassallam, dan kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai hari kiamat
kelak.
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa
ta’ala
Tidak lupa pada kesempatan
yang berbahagia ini, melalui mimbar jum’at yang mulia ini khatib mewasiati diri
dan jama’ah sekalian untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dengan
ketaqwaan yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya ketaqwaanlah sebaik-baik bekal
baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman,
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Al Baqarah: 197)
Dalam sebuah hadistnya Rasulullah bersabda, Sesungguhnya setiap
amalan itu tergantung penutupnya [HR Bukhari no. 6012]. Untuk itu pada
kesempatan berbahagia ini khatib ingin menyampaikan beberapa nasehat yang
hendaknya diperhatikan kaum muslimin di penghujung bulan yang mulia ini.
Pertama, Meningkatkan Ibadah
Kegiatan Rasulullah saat
diawal bulan Ramadhan sama seperti bulan-bulan sebelumnya, tetapi begitu
memasuki supuluh hari terahir di bulan Ramadhan beliau mulai mengikatkan tali
pinggangnya (bersungguh-sungguh) beribadah dalam ibadah. Beliau iktikaf,
qiyamul lail dan melakukan amalan lainnya. Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Bahwasanya Rasulullah apabila masuk kesepuluh hari terakhir, beliau
mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”
(HR. Muttafaq’alaihi)
Dan demikian juga para sahabat dan kaum salafus shalih setelahnya,
mereka menjadikan penghujung ramadhan untuk fokus beribadah. Mereka puasa di
siang hari, dan bangun berdiri dimalam hari untuk qiyamul lail. Jauh sekali
perbandingannya dengan kaum muslimin di saat ini, menjelang Ramadhan berakhir
masjid masjid semakin sepi, jama’ah shalat fardhu dan tarawih semakin
berkurang. Sebalikknya pasar-pasar semakin rame, mall dan pusat perbelanjaan
lainnya semakin membludak pengunjungnya. – Allahu musta’an-
Jama’ah
ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Kedua, Istiqomah
Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang
istiqomah [HR Muslim no. 783]. Jangan sampai menjadikan amalan Ramadhan hanya
sebagai amalan musiman. Dengan berakhirnya Ramadhan bukan berarti berakhir pula
segala amalan kita. Hendaknya kita senantiasa menjaga shalat dan ibadah kita
lainnya baik yang wajib maupun yang sunnah. Masih banyak puasa sunnah di luar
ramadhan seperti puasa syawal, 3 hari tiap bulan, senin kamis dan lainnya.
Semoga kita senantiasa beribadah sampai datangnya ajal. Allah berfirman, “Dan
sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (Al Hijr: 99)
Ketiga, Menghidupkan Tuntunan Rasulullah
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wassallam, karena ia adalah qudwah hasanah kita dalam segala hal. Allah
berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu. (al Ahzab: 21)
Dan juga karena semua amalan hanya akan diterima jika memenuhi dua
syarat yaitu ikhlash kepada Allah dan sesuai tuntunan Rasulullah. Untuk itu
hendaknya kita berusaha menghidupkan tuntunan Rasulullah dalam segala hal.
Berikut secara ringkas tuntunan Rasulullah di penghujung Ramadhan dan saat
berhari raya.
Tuntunan Rasulullah di penghujung Ramadhan
Diantara petunjuk rasulullah di penghujung bulan Ramadhan adalah
iktikaf, apalagi disepuluh malam yang terakhir. ‘Aisyah berkata,”Rosululloh
shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf di sepuluh hari terakhir pada bulan
Romadhon.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Carilah malam
lailatul qodar di sepuluh hari terakhir bulan Romadhon [HR Bukhori no. 2020].
Diantara petunjuk rasulullah di penghujung Ramadhan adalah
mengeluarkan zakat. Abdullah bin Umar radliyallahu `anhuma telah menyatakan:
“Diwajibkan oleh Rasulullah shalallahu `alaihi wa alihi wa sallam untuk
mengeluarkan zakat fitrah sejumlah satu sha’ dari kurma, atau satu sha’
dari gandum. Kewajiban ini dibebankan atas hamba sahaya dan orang merdeka,
laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan kaum
Muslimin. Dan diperintahkan untuk ditunaikan zakat itu sebelum orang keluar dari
rumah mereka untuk menunaikan shalat Ied.” [Bukhari no. 1503]
Jama’ah
ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Tuntunan Rasulullah
di saat Hari Raya Iedul Fitri
Pertama, adalah memperbanyak takbir
كَانَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ
الْمُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ، فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ؛ قَطَعَ
التَّكْبِيْرَ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di
Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan
sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.”
(Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)
Kedua, Bersuci dengan mandi untuk hari raya,
berdasarkan atsar dari Ibnu Umar
عَنْ مَالِكٍ عَنْ
نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ
أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
“Dari Malik dari Nafi’, ia berkata bahwa Abdullah bin
Umar dahulu mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke mushalla (lapangan).”
(Shahih, HR. Malik dalam Al-Muwaththa` dan Al-Imam Asy-Syafi’i dari jalannya
dalam Al-Umm)
Ketiga, Makan
pada hari raya ‘Idul Fitri sebelum melaksanakan sholat, hal ini berdasarkan
hadits dari Anas bin Malik Yaitu :
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو
يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ. وَقَالَ مُرَجَّأُ بْنُ رَجَاءٍ:
حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَنَسٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا
Dari Anas bin Malik
ia berkata: Adalah Rasulullah tidak keluar di hari fitri sebelum beliau makan
beberapa kurma. Murajja‘ bin Raja‘ berkata: Abdullah berkata kepadaku, ia
mengatakan bahwa Anas berkata kepadanya: “Nabi memakannya dalam jumlah ganjil.”
(Shahih, HR Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Akl Yaumal ‘Idain Qablal Khuruj)
Keempat, berhias dan mempercantik diri dengan memakai
pakaian yang terbaik yang ada serta memakai minyak wangi dan bersiwak dan juga
“Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan kami
mengeluarkan para wanita gadis, haidh, dan pingitan. Adapun yang haidh , maka
mereka menjauhi sholat, dan menyaksikan kebaikan dan dakwah/doanya kaum
muslimin.Aku berkata: ” Ya Rasulullah, seorang di antara kami ada yang tak
punya jilbab”. Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan)
jilbabnya kepada saudaranya”. [Al-Bukhory dalam Ash-Shohih (971) dan Muslim
dalam Ash-Shohih (890)]
Kelima,
disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, tenang dan santai ke musholla, dan
pulang melewati jalan yang lain [HR. Bukhari no 986]
Keenam, Sholat
Iedul fitri secara berjama’ah
“Dari Abu Sa’id
Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan
Idhul Adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu
berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di
shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka
serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan
maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan,
lalu beliau pergi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Khuruj Ilal
Mushalla bi Ghairil Mimbar dan Muslim)
.
Ketujuh:
Mengucapkan Tahni’ah “Taqobbalallohu minna wa minkum”
Ketujuh Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam
Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia
berkata: ‘Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu di hari
Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ
مِنَّا وَمِنْكَ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اﷲ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa
ta’ala
Pada khutbah yang kedua ini khatib hanya ingin meringkas apa yang
telah disampaikan di dalam khutbah yang pertama tadi. Yang pertama yaitu mari
kita tingkatkan amalan di penghujung Ramadhan ini. Dan hendaknya kita
beristiqomah dengannya meskipun Ramadhan telah berlalu, baik berupa amalan
shalat,puasa, zakat dan amalan lainnya. Yang kedua, hendaknya kita berusaha
menerapkan tuntunan Rasulullah di penghujung ramadhan ini, di hari Raya dan di
segala amalan yang kita kerjakan.
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa
ta’ala
Kiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan
berbahagia ini, Semoga Allah memberi karunia pada kita hingga bisa istiqomah di
penghujung bulan Ramadhan ini dan bulan-bulan setelahnya. Semoga kita menjadi
hamba yang selalu beribadah kepada Allah sampai datang kematian. Amien
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ
لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ
تَسْلِيمًا كَثِيرًا . وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
اَلْعَالَمِينَ
Sumber: http://ukhuwahislamiah.com/khutbah-jum%E2%80%99at-di-penghujung-bulan-ramadhan-dan-menyambut-hari-raya/
[ Ditulis di Ngentak, Sukoharjo 26 Ramadhan 1432 (Abu Zakariya Sutrisno)]
Baca Juga : 4 Cara Berjilbab yang malah bikin dosa